Ragamin – Museum Sonobudoyo kembali menggelar pameran tahunan Annual Museum Exhibition (AMEX) bertajuk “Upaboga: Ketika Makanan Bercerita” pada Sabtu, (6/11/2021).
Pameran ini berlangsung dari tanggal 6 – 30 November 2021 dan bertempat di Gedung Pameran Temporer Museum Sonobudoyo, Jalan Pangurakan No.4 Yogyakarta. Pameran buka pada pukul 09.00 – 21.00 WIB dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan. Selain itu, pengunjung perlu scan barcode di aplikasi Peduli Lindungi sebelum masuk pada area pameran.
AMEX merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam rangka peringatan hari jadi Museum Sonobudoyo. Pameran dan kegiatan pendukung lainnya didanai dari Dana Keistimewaan Yogyakarta. Tahun ini, pemilihan tema makanan dilakukan sebagai apresiasi terhadap keberagaman kuliner Nusantara.
“Pameran ini ditujukan untuk mengapresiasi keberagaman kuliner Nusantara dan memantik masyarakat guna menggali kekayaan budaya bangsa dalam wujud makanan tradisional,” ujar Kepala Museum Sonobudoyo, Setyawan Sahli, dalam sambutannya pada Sabtu (6/11/2021).
Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan bahwa tema makanan yang diangkat ini juga mengandung informasi tentang hubungan antara makanan, masyarakat, dan budaya.
“Latar belakang sosial budaya yang melingkupi semua makanan inilah yang menjadi salah satu dari konsen budaya tak benda DIY,” ujar Dian Lakshmi Pratiwi dalam sambutannya.
Garis Waktu Kuliner Nusantara
Pameran ini menyajikan garis waktu kuliner Nusantara mulai dari zaman praaksara, kolonial, hingga masa kini. Perjalanan ini disajikan dalam delapan ruang pameran. Di bagian awal, kita akan disuguhkan peralatan memasak zaman praaksara seperti batu serpih, batu titikan, flakes, cangkang Gastropoda, dan kapak lonjong.
Kita juga dapat melihat peralatan makan zaman kolonial yang tertata rapi seperti piring Eropa, piring Damaskus, sendok perak, dan masih banyak lagi. Berbagai rempah khas Indonesia juga dipamerkan di sini, seperti jahe, kunyit, kapulaga, dan lain-lain. Pemajangan koleksi rempah juga sebagai upaya mendukung pemerintah dalam mewujudkan jalur rempah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.
“Hal ini untuk meneguhkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia” jelas Setyawan Sahli.
Pameran ini juga menyajikan replika makanan tradisional Indonesia seperti beraneka jenis tumpeng, kipo, songgobuwono, jadah manten, dan berbagai makanan tradisional lainnya. Ada juga koleksi berbagai alat untuk memasak nasi pada zaman dahulu.
Pengunjung juga dapat melihat video mapping yang menceritakan proses pengolahan padi mulai dari menanam, memasak, hingga menyajikannya.
Sempat Tertunda
Pameran Upaboga ini sedianya akan dilakukan pada 2019, tetapi sempat ditunda karena adanya pandemi.
“Akhirnya baru bisa diadakan di akhir tahun 2021 ini,” ujar Feby (20) selaku Gallery Sitter di Pameran Upaboga pada Rabu, (01/12/2021).
Menurutnya, pameran ini biasanya ramai dikunjungi pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Namun, menjelang liburan akhir tahun frekuensi pengunjung yang datang juga mulai meningkat.
Hadirnya pameran ini juga tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak yang terlibat seperti Komunitas Bakudapan, Komunitas Majalah Bumbu, serta Museum Tani Indonesia. Selain pameran, pengunjung juga dapat mengikuti webinar, bioskop gratis, dan live music yang rutin diinformasikan di situs resmi dan media sosial Museum Sonobudoyo.
Reporter : Daniel Kalis Jati Mukti
Editor: Marsha Bremanda Triana Rahmawaty